Pengertian dan 46 Contoh Majas Antonomasia

Diposting pada
Pengertian serta 46 Contoh Majas Antonomasia – Majas antonomasia adalah sebuah ungkapan dengan gaya bahasa yang menyebutkan sebuahfaktor dengan membahas sifat alias karakteristik dari faktor tersebut. Dalam majas ini sifat alias karakteristik tersebut dijadikan sebagai bukti diri pengganti nama alias nama lain dari sebuahfaktor yang dinyatakan dalam kalimat. Supaya lebih jelas, perhatikan contoh kalimat majas antonomasia berikut :

Contoh :

1. Si gemuk itu berlari sekuat tenaga sampai napasnya habis ketika dia dikejar anjing.

Penjelasan :

Majas antonomasia dalam kalimat di atas ditunjukkan dalam peryataan sifat “si gemuk”. Sapaan “si gemuk” telah menjadi pengganti bukti diri serta penjelasan kepada nama alias sapaan lainnya pada subyek.

2. Dodo rutin sanggup menjawab pertanyaan pada soal ujian fisika di kelasnya, tidak heran apabila dia dijuluki sebagai si cerdas.

Penjelasan :

Pada kalimat di atas sapaan “si cerdas” adalah sebuahbukti diri pengganti dari subyek. Sapaan tersebut juga membahas mengenai sifat serta karakteristik dari subyek yang melengkapi peryataan penjelasan lainnya dalam kalimat.

Perhatikan lagi berbagai kalimat majas antonomasia pada contoh 3 – 45 berikut :

3. Si pintar itu saat ini sukses memperoleh beasiswa dari delapan universitas negeri ternama di Indonesia.
4. Aku malas berjumpa dengan si bawel itu, ia rutin saja membikin telingaku panas.
5. Kenapa lagi dengan si pembuat onar itu? rutin saja membikin persoalan di mana saja.

6. Kemana perginya si pemalas itu? Rutin saja menemukan tempat yang keren untuk membolos sekolah.
7. Apa kau sadar bahwa kau dijuluki sebagai si dungu? Bahkan kerbau saja malu disamakan dengan dirimu.
8. Kenapa si manis serta cantik itu tidak masuk sekolah kali ini?
9. Mengapa si gemuk kawanmu itu tidak juga mau membenahi pola makannya? Bukankah ia ingin mempunyai tubuh yang ideal?
10. Sungguh aku rindu dengan si mata indah itu, kapan kau dapat mempertemukanku dengannya lagi?

11. Kemana perginya si rambut ikal itu? Berani-beraninya ia mencuri buku foto milikku.
12. Aku ingin bertanya tidak sedikit faktor mengenai keluarga besarku pada si jangkung itu, nyatanya ia adalah salah seorang kerabat jauhku.
13. Bagaimana kau dapat berkawan dengan si gimbal yang urakan itu? Apa kau ingin mendapat pengaruh kurang baik darinya?
14. Kenapa si rambut keriting penjual kue basah itu belum juga muncul? Padahal aku ingin memborong semua kue dagangannya.
15. Sungguh aku tidak tahan menahan tawa ketika mendengan celotehan si pembual itu.

16. Telah kukatakan padamu supaya tidak lagi bicara dengan si pembohong itu.
17. Aku sangat bahagia sekali dapat berkenalan dengan si mata bulat yang cantik itu.
18. Esok aku tidak bakal telat ke sekolah lagi, aku malas berurusan dengan si kumis panjang itu.
19. Si tubuh mungil itu sungguh membikin hatiku menangis menahan rindu.
20. Kelas ini terasa sangat sepi tanpa hadirnya si tukang melucu itu.

21. Aku tertawa terbahak-bahak ketika mendengar si kurus bersumpah bahwa dalam seminggu ia bakal berusaha menjadi gemuk.
22. Aku tidak suka menonton si kaca mata itu mendekati gadis incaranku.
23. Si rambut indah itu bakal kucari tahu siapa nama serta nomor ponselnya.
24. Sungguh si hidung mancung yang menyebalkan, mengapa ia dapat menjadi pusat perhatian para gadis secepat itu?
25. Si pintar berwajah manis itu tersenyum kepadaku dari kejauhan.

26. Mengapa aku wajib duduk sebangku dengan si bego ini?
27. Sungguh menyebalkan apabila aku wajib duduk sebangku dengan si pembual ini.
28. Heri dijuluki dengan sebutan si singkat di kelasnya, tetapi ia tidak memperdulikan faktor remeh temeh seperti itu.
29. Sebab sederet pengalamannya dalam menaklukkan hati wanita, saat ini ia dijuluki sebagai sang penakluk hati.
30. Ia sudah berganti pasangan setidak sedikit puluhan kali, kawan-kawanku menjulukinya dengan sebutan sang petualang cinta.

31. Si lemah lembut itu mempunyai tidak sedikit kawan sebab merasa enjoy dengan keramah-tamahannya.
32. Saat ini tidak ada satupun siswa yang mau menjadi kawan dari si pemarah itu.
33. Si pecundang itu rutin saja gagal dalam faktor apapun.
34. Kapan si guru tampan itu membimbing di kelas kami lagi?
35. Meskipun penampilannya tidak rupawan, si tambun itu mempunyai tidak sedikit kawan yang sayang padanya.

36. Aku tertawa terpingkal-pingkal menonton si gemuk itu berlari seperti bula besar yang menggelinding.
37. Betapa senagnya hatiku ketika si cantik itu tersenyum padaku.
38. Apabila tiba waktunya aku bakal meminang si rambut indah itu.
39. Terbuktinya kau pikir siapa yang mau berkawan dengan si congkak itu?
40. Kuperingatkan supaya kau tidak terlalu dekat dengan si penghianat itu!

41. Apabila ada peluang, aku bakal mengobrol lebih dekat dengan si pintar itu.
42. Sungguh membahagiakan berbincang-bincang dengan si ramah itu.
43. Hatiku bergetar saat si terjangkau senyum itu menyunggingkan bibirnya dengan sedikit memejamkan matanya kepadaku.
44. Si terjangkau hati itu sudah tidak sedikit sekali berbuat baik padaku serta keluargaku.
45. Aku tidak mau berurusan dengan si pemarah berotot besar itu.
46. Sungguh aku tidak bakal menemui si mulut besar yang rutin saja membikin hatiku panas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *